Blogger Widgets Saya FARMASIS: Karena kucinta kau. STORY ABOUT PHARMACY

Minggu, 05 Juli 2015

Karena kucinta kau. STORY ABOUT PHARMACY

Farmasi. Tidak ku sangka PHB cita-citaku adalah jurusan ini. Jurusan yang katanya “Laporan” hidup dan mati bagi para mahasiswa/mahasiswinya. Aku mengenal farmasi semenjak duduk di bangku SMA. Aku yang semenjak balita..hehe bercita-cita menjadi dokter J, biasalah cita-cita sejuta anak-anak mulai berubah haluan. Farmasi pun makin menarik perhatianku ketika aku memilih liburan di bantaeng, di rumah pamanku yang memiliki apotek. Tertarik dengan pertanyaan-pertanyaan pembeli “dek, saya sakit begini  apa obatnya??,dek perih mata ku, obat tetes apa yang bagus, “ dan pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik lainnya. Dan sekedar ingin tahu, aku bertanya kepada si apoteker.“kak, dulu pilih jurusan apa?”, tanyaku.“Farmasi dek di UNHAS. Apotekernya di Jawa,” jawab si apoteker.“harus farmasi kak S1 nya baru ambil apoteker”, tanyaku lagi.“iya dek. Apoteker itu program profesi dari farmasi”,jawabnya.‘tapi kenapa si pembeli bertanya obat. Bukannya obat itu dokter yang tahu”, tanyaku.“begitulah dek realita sekarang. UU kefarmasian sementara diperjuangkan di meja dewan,” jawab si apoteker. Timbul pertanyaan apakah seorang apoteker atau farmasis sejajar dengan dokter??Semenjak kembali dari Bantaeng, rasa penasaranku apa itu farmasi makin memuncak. Aku mulai rajin browsing mencari data mengenai dunia farmasi. Mulai cabang ilmu yang berhubungan dengan farmasi, prospek kerjanya serta yang paling utama penderitaan selama kuliah di farmasi. Perlahan-perlahan tapi pasti, aku pun mulai mencintai farmasi. Menjelang Ujian Nasional, setiap orang yang bertanya, pilih jurusan apa dengan mantap aku menjawab, saya pilih FARMASI J Insya Allah. Setiap orang yang bertanya hanya menganggukkan kepala dan menjawab, “Oh, mau jadi penjual obat ya??”. Yahh.. begitulah pandangan umum masyarakat dengan farmasi.
Farmasi selalu di identikkan dengan penjual obat. Padahal farmasi tidak sekedar penjual obat seperti penjual obat di pasar dengan volume speaker soundnya yang cetar membahana menguasai isi pasar mempromosikan dagangannya yang tidak diketahui izin beredarnya dari BPOM. Menurut om google, pengertian farmasi adalah jeng..jeng..jeng…FARMASI adalah suatu profesi yang berkaitan dengan kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan kesehatan dan kimia. FARMASI adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat. Jadi, farmasi tidak hanya sekedar berkecimpung di dunia obat-obatan. Farmasi pun berhubungan dengan dunia pangan dan kosmetik karena kedua bidang tersebut berkaitan dengan bahan kimia. Karena farmasi berkaitan dengan dunia obat, pangan dan kosmetik yang merupakan kebutuhan primer manusia selama masih ada yang namanya kehidupan (*lebay) maka sangat menantang dan menarik jika kita berkecimpung di dunia farmasi.Setelah mengulas sedikit tentang farmasi, kita kembali ke cerita awal antara aku dan farmasi. Pada tahun 2011, yang merupakan tahun kelulusanku berbagai jalur masuk perguruan tinggi pun aku ikuti. Mulai dari JPPB UNHAS, SNMPTN (sekarang SBMPTN), hingga UMM (ujian masuk mandiri) UIN ALAUDDIN dengan jurusan yang sama yaitu FARMASI. Manusia lah yang berencana, tapi Allah yang menentukan. Semua tes yang aku ikuti, tidak ada yang menyatakan aku lulus di jurusan yang sangat aku inginkan. Kecewa, satu kata yang menunjukkan perasaanku saat itu. Apalagi, pas pengumuman jalur terakhir yang aku tempuh, yaitu UMM. Saat aku tidak mendapatkan namaku berada diantara puluhan nama yang lulus di farmasi.Aku pun memutuskan untuk menunda pendidikanku di perguruan tinggi selama 1 tahun karena belum ikhlas rasanya lanjut di swasta. Selama 1 tahun, ku mengisi hari-hariku dengan les di salah satu lembaga bimbingan belajar di Makassar untuk alumni. Tekadku satu, berusaha mewujudkan yang orang tua serta saudara-saudaraku inginkan yaitu menjadi dokter. Awalnya memang mereka menginginkan aku memilih kedokteran, tetapi karena aku sudah terlanjur jatuh hati dengan farmasi, aku lebih memilih farmasi daripada kedokteran. Lagipula masuk di kedokteran, seperti mimpi bagiku. Bagaikan mencari jarum didalam setumpuk jerami, susah masuknya. Bayangkan, pendaftarnya puluhan ribu yang diterima hanya puluhan. Kedokteran sekarang pun, asalkan banyak uang bisa masuk tanpa tes.Selama menjalani aktivitas di tempat bimbel, aku pun mulai berusaha tidak terfokus pada farmasi. Aku mulai mencoba untuk mencari informasi mengenai jurusan lain. Malahan, aku sebisa mungkin tidak memilihnya lagi. Entah trauma, atau yakin bahwa memang jalan kehidupanku bukan di farmasi. Menjelang tes masuk perguruan tinggi 2012 pun, aku tidak melirik farmasi. Orang-orang disekitarku mulai bertanya dan heran, aku yang dulunya mati-matian mengejar farmasi kenapa sekarang tidak pernah membahasnya lagi. Setiap orang yang bertanya, aku hanya menjawab trauma dan mungkin bukan rezeki ku di sana. Mereka tetap berusaha meyakinkanku untuk tetap mencoba memilih farmasi, kemungkinan tahun 2012 terbuka pintu yang lebar untuk masuk di dunia farmasi.Kembalilah aku memasukkannya di deretan jurusan yang aku pilih. Aku kembali memilihnya di Tes masuk di SPMB PTAIN di UIN ALAUDDIN. Khusus, di UNHAS aku hanya terpaku dengan jurusan kedokteran. Lagi-lagi, kekecewaan yang aku dapat. Farmasi GAGAL. Aku hanya lulus di pilihan kedua di UNHAS, itupun saudaraku melarang untuk mendaftar ulang. Mereka lebih memilih, aku melanjutkan di akademi keperawatan swasta. Apa gunanya aku bimbel, jika ujung-ujungnya di swasta lanjutnya.Tumpah air mataku seharian, mengurung diri di kamar dan memikirkan tindakan yang harus aku lakukan. Apakah mungkin, bukan di farmasi jalanku? Sehingga berbagai tes yang aku ikuti, tidak terdapat namaku menjadi mahasiswa farmasi. Setelah browsing, akhirnya aku mendapatkan informasi mengenai Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi di UIN ALAUDDIN. Ku putuskan inilah langkah terakhirku untuk masuk di farmasi. Jika gagal, aku akan tunduk kepada permintaan saudaraku kuliah di akper swasta.Tibalah hari ujian. Dan ujian bertepatan dengan bulan ramadhan. Ku menunggu datangnya pengumuman dengan hati yang terus bergetar dan terus bertanya apakah aku lulus?Pada suatu sore aku terbangun karena mendengar HP ku berdering. Ternyata kakak iparku yang menghubungiku. Ketika ku angkat, pertanyaan pertamanya adalah “luluski dek??”. Sontak aku kaget. Aku lupa, bahwa hari itu merupakan pengumuman hasil ujiannya. Aku langsung browsing, mencari pengumuman kelulusan. Dan ternyata, setelah setahun akhirnya aku mendapati namaku terdapat dalam daftar jejeran calon mahasiswa farmasi. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.Penerimaan Mahasiswa Baru            Aku resmi menyandang predikat sebagai anak farmasi. Aku pun menjalani orientasi sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Ketika orientasi jurusan, ketua jurusan mengatakan, dalam ilmu farmasi ada empat bidang yang dipelajari, yaitu farmasi klinik, farmasi industri, farmasi sains, dan farmasi obat tradisional. Kemampuan penunjang yang harus dimiliki seorang farmasis adalah senang dan familiar dengan fisika, kimia, biologi, dan matematika, ketelitian dan kecermatan, hapalan, kemampuan analisa dan suka bekerja di laboraturium. Nah, poin yang suka bekerja di laboratorium inilah menurut ketua jurusan yang membuat mahasiswa kabur meninggalkan farmasi. Ketika orientasi jurusan, aku mengikuti kegiatan pengenalan lab yang diadakan himpunan untuk mengenali rumah kedua bagi kami anak farmasi.            Setelah menjalani perkuliahan selama 3 bulan, tiba saatnya praktikum dimulai.  Untuk semester 1, mata kuliah yang berpraktikum ada 3 yaitu biologi sel, ilmu farmasi dasar dan morfologi, anatomi tumbuhan. Kata senior-senior selamat datang mata panda, adinda-adinda sekalian harus siap tidak tidur semalaman, gaya tidak beres, tidak mandi dan makannya 1x sehari serta jaga salatnya. Aku mulai membayangkan, betapa sibuknya ketika masuk di dunia praktikum.            Asistensi pertama, praktikum biologi sel. Aku dan mahasiswa baru lainnya diperkenalkan tentang tata tertib di laboratorium. Pertama, absen 3x sebut nama. Ketika nama kita sudah dipanggil sebanyak 3x, dan tidak ada suara menyatakan hadir maka di absen akan tertulis “a” yang berarti alpa. Begitupun ketika bahan praktikum serta “kotak alat” yang merupakan bawaan primer dan senjata utama anak farmasi apabila kekurangan alat-alatnya, kita akan mendapatkan pengurangan nilai alias minus. Kedua, TP syarat masuk. TP ini adalah tugas pendahuluan mengenai materi praktikum. Ketiga, harus lulus respon. Keempat, sebelum masuk lab praktikan harus membuat jurnal. Jurnal ini berisi bab 1,2, dan 3 dari laporan yang akan dibuat sesudah praktikum. Dan terakhir, karena kami mahasiswa baru maka pakaian kami diseragamkan. Untuk memudahkan kami dikenali sebagai praktikan.            Awal masuk di lab untuk praktikum, aku linglung. Bahan yang aku bawa ternyata salah. Aku kelimpungan mencari bahan pengganti. Sampai di lab, ternyata silet harus dibawa perorang jadilah silet dipatah-patahkan menjadi 2 bagian. Awal yang kurang bagus. Tapi asisten masih memaklumi karena kami masih penghuni baru laboratorium. Selama di lab, perasaanku tidak nyaman. Panas, serta bau bahan kimia yang menyengat membuat kepalaku pusing. Begitupun dengan teman-temanku. Selesai praktikum, semuanya loyo dan berlomba-lomba membeli susu. Asisten menganjurkan kami meminum susu setelah praktikum karena susu dapat mengendapkan senyawa kimia yang berupa logam yang tidak sengaja terhirup ketika praktikum. Akhirnya, praktikum pertama berakhir.            Setelah biologi sel, praktikum kedua muncul yaitu ilmu farmasi dasar. Asistensinya seru, setiap kami bertanya kepada asisten, pertanyaannya pasti dijadikan soal TP. Aturannya sama dengan praktikum sebelumnya. Ketika praktikum pertama, kami sekelas tidak diperbolehkan masuk karena terlambat. Ku ingat, waktu itu ketua tingkat hampir menangis karena keterlambatan kami secara tidak langsung dipengaruhi oleh pengumpulan senior.            Praktikum ketiga, morfologi dan anatomi tumbuhan. Aturannya juga sama dengan kedua praktikum cuman bedanya kami seragam memakai jilbab hijau. Praktikum ini, sampelnya banyak. Jadi laboratorium bagaikan hutan.. hehe… apalagi waktu praktikum buah dan biji karena sampelnya bisa dimakan setelah praktikum.            Karena ketiga praktikum berjalan bersamaan, sebagai seorang mahasiswa baru farmasi aku sangat kewalahan. Ternyata, inilah dunia farmasi. Baru awal, sudah keras begini. Asistensi, TP, respon, lab, tulis laporan, kumpul pertama, pantul, kumpul kedua, perbaiki, kumpul ketiga, ACC minus, kumpul keempat ACC plus. Tidur cuman 2 jam. Baju tidak sempat disetrika, pokoknya gaya tidak beres. Mulai sering mengantuk ketika kuliah, tugas dari dosen aku kerjakan tidak maksimal, bobot badan turun drastis dari 45 kg menjadi 40 kg, tidak ada lagi yang namanya malam minggu. Terasa waktu cepat berjalan. Seandainya ada yang namanya penjual waktu untuk mahasiswa ingin rasanya aku menambah waktu 30 jam sehari, kebanyakan waktu berada di lab dan kampus, tidak ada lagi tidur siang, tidur jam 11 dianggap terlalu cepat, ketiduran adalah hal yang sangat menjengkelkan dan haram hukumnya dilakukan ketiga ada laporan yang akan dikumpul bersamaan besoknya, fenomena putus dengan pacar mulai merebak dikalangan teman-temanku. Haha… masuk di dunia praktikum, kehidupan metropolitan mulai di tinggalkan, jalan-jalan ke mall ujung-ujungnya ke gramedia atau toko buku. Teman-temanku mulai mengeluh, dan ada yang merencanakan pindah jurusan. Satu persatu temanku mulai berguguran. Kami seangkatan awalnya 109 orang, ketika praktikum berjalam tinggal 98 orang. Begitu kerasnya kehidupan. Ini baru awal, kata seniorku. Makin naik semester, praktikum akan semakin bertambah. Ternyata, butuh mental baja ketika kita memasuki dunia perkuliahan.            Memasuki masa liburan, ternyata bagi anak farmasi hidup tanpa laporan hampa rasanya. Dulunya sibuk, ketika libur aku terasa bagaikan seseorang yang kehilangan kekasih..hehe.. GALAU cin. Begitulah. Bagi anak farmasi, laporan merupakan pacar yang setiap saat selalu menemani. Pergi makan, mandi, sampai tidur, tetap yang diingat itu LAPORAN. Ya iyalah. Laporan itu nyawa praktikum. Walaupun libur, aku tetap menyempatkan diri membacanya. Tidak menyangka bisa tulis tangan laporan yang begitu tebalnya. Bangga sih. Akhirnya, bisa membuat contoh laporan (Colap, red) yang bisa dijadikan pegangan buat adik-adik. Upss..Tapi, aku sarankan bagi yang masuk di jurusan yang memiliki praktikum, usahakan jangan pinjam colap. Aku merasakan dampak ketika aku memiliki colap dari senior. Aku menjadi malas. Menulis laporan, terkadang aku tunda. Kan sudah ada di colap, itu prinsipku. Tetapi untungnya sadar sendiri. Hehe.. colap bikin malas. Untung hanya satu praktikum aku mencoba memakai colap, karena hanya  itu saja yang sama materi praktikumnya.. hehehe..Semester 2            Selamat datang semester 2. Selamat datang di masa-masa terakhir Mahasiswa Baru. Akhirnya aku berada dimasa-masa aku akan menjadi senior. Hehe. Senior muda. Dan selamat datang 5 praktikum. Besshhh… cetar. Yap.. semester 2, di iringi dengan 5 praktikum. Yah, begitulah. Angkatan ku merupakan angkatan pertama dari farmasi UIN ALAUDDIN yang menerapkan kurikulum 3,5 tahun. Dulu-dulunya 4 tahun.  Sistem kurikulum ini, mempercepat program mata kuliah yang seharusnya tidak dipilih untuk semester 2. Seperti mata kuliah biofarmasi, mata kuliah ini, seharusnya untuk semester 4 sesudah mata kuliah anatomi dan fisiologi manusia serta biologi sel diprogram. Praktikum untuk semester 2 ini antara lain: anatomi dan fisiologi manusia yang seharusnya untuk semester 3, farmasetika dasar yang juga untuk semester 3, kimia analisis farmasi, kimia organik I, serta biokimia. Nah inilah susahnya. Kuliah kadang kurasa di percepat materinya dan kadang pula membuatku menghayal seperti mata kuliah biofarmasi.
            Memasuki masa-masa lab, beh.. dunia terasa sempit. Asistensi sana-sini. Respon sana-sini, diskusi jg. Apalagi pas pengerjaan laporan lengkap, hujan, panas dan terik matahari tidak di pedulikan. Ber-rim-rim kertas A4 habis karena pantulan. Aku pun sering kehilangan barang. Yang paling aku ingat, pengerjaan laporan lengkap biologi sel sewaktu semester 1. Hp ku hilang. Flashdisk juga hilang disaat pantulan laporan sudah aku kerjakan perbaikannya. Rasanya dunia tidak adil waktu itu. Hehe. Praktikum farmasetika dan anatomi yang paling seru. Di farmasetika, aku diajarkan cara membuat sediaan farmasi. Yang paling berkesan waktu membuat cream dan pasta. Lab sangat licin dan kotor. Sampai-sampai asisten mengatakan kelas aku lah yang paling jorok karena banyak membuang-buang bahan. Bahan-bahan seperti vaselin banyak berceceran di wastafel, padahal vaselin tidak larut air sehingga membuat wastafel menjadi kelihatan berminyak. Di praktikum anatomi dan fisiologi manusia, hal yang paling menegangkan ketika pengenalan hewan coba. Karena geli, aku tidak mau memegang yang namanya mencit. Pas mau masuk, eh ternyata responnya harus memegang mencit. Terpaksa aku memegangnya, walau sempat menangis. Pengenalan hewan coba lainnya yaitu tikus. Baru melihat badannya saja, aku sudah keringat dingin apalagi memegangnya. Untungnya asisten membolehkan untuk menggunakan sarung tangan. Ketika ujian finalnya, tanganku sempat berdarah karena di gigit tikus. Praktikum kimia analisis farmasi, kebanyakan percobaan titrasi. Sedangkan praktikum biokimia, tentang uji-uji identifikasi karbohidrat, protein, lipid, isolasi kasein susu, serta enzim. Praktikum biokimia, banyak sekali uji-ujinya. Sehingga terkadang aku bingung dengan pereaksinya. Untuk praktikum kimia organik, materinya tentang identifikasi gugus fungsi. Praktikum kimia organik, paling lucu. Karena laporan lengkap yang sudah di jilid  skripsi dengantulisan  tinta emas terpaksa di bongkar karena banyak kelompok yang tidak memeriksakan dengan baik laporannya. Sehingga asisten memutuskan untuk membongkar semuanya. Jadilah kami kembali memeriksakan laporan yang sebelumnya telah di ACC. Ujian lab untuk semester 2 ini bertepatan dengan bulan ramadhan. Aku kasihan pada teman-temanku yang jauh dari orang tuanya. Ada yang tidak sahur karena ketiduran dan ada pula yang sahurnya hanya intel, indomie dan telur. Untuk ramadhan tahun ini, aku tidak khatam 30 juz. Tarwihku pun di masjid hanya bisa dihitung jari. Karena aku pulang dari kampus setelah salat isya. Ya, ramadhan tahun ini aku jalani setengahnya dikampus dengan membawa laporan. Buka bersama dengan teman-teman serta kakak asisten, berkejar-kejaran dengan asisten dalam kondisi puasa serta tidur di teras gedung baru karena kecapekan.            Sekarang, aku semester 3. Semester yang merupakan masa jatuh bangunnya anak farmasi. Apalagi, labku bertambah menjadi 7 lab. Jadi tidak ada libur dong?? Entahlah. Mungkin tidak ada lagi hari minggu cerah. Yang ada hari minggu kelabu.hehe.yang pasti, aku ingin menjalani semuanya dengan ikhlas. Walau telah ku ceritakan kenangan ku di farmasi sebanyak 9 lembar, tetapi masih banyak yang belum aku goreskan. Aku senang di farmasi, karena bagiku farmasi adalah SESUATU. Sesuatu yang susah payah aku gapai, sesuatu yang sulit aku dapatkan, sesuatu yang membuat aku gila dan sesuatu yang ingin aku seriusi sebagai wujud kecintaanku untuk keluarga besarku. Man Jadda Wa jaada.

3 komentar:

  1. menarik, nggak bosan bacanya.. good!

    BalasHapus
  2. Emang harus ya megang mencit mbak ?? Itu tes pada hewan mencit berapa kali slama kuliah ?

    BalasHapus
  3. Kak boleh tanya? Kotak alat praktikum pribadi isinya apa smua yah?

    BalasHapus